"baguskrishna27@yahoo.com"
Asal Mula Kota Buleleng Dan Singaraja
Friday 15 March 2013
Asal Mula Kota
Buleleng dan Singaraja
Di Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening.
Sang Ra ja memiliki banyak istri, dan istri ter akhirnya bernama Ni Luh Pasek.
Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji, dan ma sih ke turunan Kyai Pasek Gobleng.
Suatu waktu, Ni Luh Pasek mengandung. Oleh suami nya, ia dititipkan kepada Kyai
Je lan tik Bogol. Tak berapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama I
Gede Pa sekan. I Gede Pasekan mempunyai wibawa besar sehingga sangat dicintai
dan dihormati oleh pemuka masyarakat mau pun masyarakat biasa.
Suatu hari, ketika usianya menginjak dua puluh tahun, ayahnya
berkata padanya,
“Anakku, sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.”
“Mengapa
ayah?”
“Karena
di sanalah tempat kelahiran ibumu.”
Sebelum berangkat, ayah angkatnya memberikan dua buah senjata
bertuah, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Semang dan sebatang tombak bernama
Ki Tunjung Tutur. Dalam perjalanannya, I Gede Pasekan diiringi oleh empat puluh
pe nga wal yang dipimpin Ki Dumpiung dan Ki Dosot.
Ketika sampai di daerah yang di sebut Batu Menyan, mereka
bermalam dengan dijaga ketat oleh para pengawal secara bergantian. Saat tengah
malam, tiba-tiba datang makhluk ajaib penghuni hutan. Dia mengangkat I Gede
Pasekan ke atas pundaknya sehingga I Gede Pasekan dapat melihat pemandangan
lepas ke lautan dan daratan yang ter bentang di hadapannya. Ketika dia memandang
ke arah timur dan barat laut, ia melihat pulau yang amat jauh. Ketika melihat
ke arah selatan pemandangannya di halangi oleh gunung. Setelah makhluk itu
pergi kemudian terdengar bisikan “I Gusti”, sesungguhnya apa yang te lah engkau
lihat akan menjadi daerah ke kuasaanmu.”
Keesokan harinya rombongan itu melanjutkan perjalanan.
Meski sulit dan penuh rintangan akhirnya rombongan I Gede Pasekan berhasil
mencapai tujuan, yaitu Desa Panji, tempat kelahiran ibunya. Suatu hari, ada
sebuah perahu Bugis yang terdampar di pantai Panimbangan.Warga setempat yang
dimintai tolong tak mampu mengangkatnya.
Keesokan harinya orang Bugis pemilik perahu itu meminta
tolong pada I Gede Pasekan.
“Tolonglah kami,
Tuan. Jika Tuan ber hasil mengangkat perahu kami, se bagian muatan itu akan
kami serahkan kepada Tuan sebagai upahnya.”
“Kalau itu keinginan
kalian, saya akan berusaha mengangkat perahu itu,” jawab I Gede Pasekan.
I Gede Pasekan segera memusatkan pikiran. Dengan kekuatan
gaibnya, perahu yang kandas itu berhasil diangkatnya. Sebagai ungkapan rasa
terima kasih, orang Bugis itu memberikan hadiah berupa se tengah dari isi
perahu itu kepada I Gede Pasekan. Di antara hadiah itu terdapat dua buah gong
besar.
Sejak saat itu I Gede Pasekan
menjadi orang kaya dan bergelar I Gusti Panji Sakti. Kekuasaan I Gede Pasekan
mulai me luas dan menyebar sampai ke mana-mana. Dia pun mendirikan kerajan baru
di Den Bukit. Kira-kira abad ke-17, ibukota ke rajaan itu disebut orang dengan
nama Sukasada. Kerajaaan I Gede Pasekan itu ber kem bang hingga ke utara.
Daerah itu banyak ditumbuhi pohon buleleng. Oleh karena itu, pusat kerajaan
beralih ke wilayah itu. Wilayah itu pun diberi nama Buleleng. Di Buleleng
dibangun sebuah istana megah yang diberi nama Singaraja. Nama ini menunjukkan
bahwa penghuninya ada lah seorang raja yang gagah perkasa lak sana singa.
Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa nama Singaraja arti nya tempat persinggahan
raja. Barangkali ketika sang Raja masih di Sukasada, se ring singgah di sana.
Jadi, kata Singaraja berasal dari kata singgah raja.
Subscribe to:
Posts (Atom)